Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran lapangan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai penerapan manajemen risiko di sektor pemerintahan daerah, khususnya dalam konteks pengelolaan sektor budaya.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada hari Senin (27/10/2025) tersebut, para mahasiswa diterima secara resmi oleh Sekretaris Bappelitbangda Kabupaten Lamongan, yang juga menjadi salah satu narasumber utama. Beliau menjelaskan peran strategis Bappelitbangda dalam mengoordinasikan perencanaan pembangunan daerah, termasuk bagaimana pendekatan manajemen risiko diterapkan untuk memastikan keberlanjutan program-program di bidang kebudayaan.
Selain itu, mahasiswa juga berdiskusi dengan Tim Manajemen Risiko (MR) Kabupaten Lamongan yang menjabarkan tahapan identifikasi, analisis, dan mitigasi risiko dalam program sektor budaya. Tim MR memaparkan berbagai contoh konkret, seperti upaya pelestarian warisan budaya lokal, pengembangan kegiatan seni tradisional, hingga risiko yang muncul akibat perubahan sosial dan minimnya regenerasi pelaku budaya.
Melalui kegiatan observasi ini, mahasiswa memperoleh wawasan mendalam mengenai pentingnya penerapan manajemen risiko dalam mendukung tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Observasi ini juga menjadi ajang pembelajaran praktis tentang bagaimana kebijakan perencanaan pembangunan diintegrasikan dengan prinsip kehati-hatian dan keberlanjutan, terutama di sektor yang memiliki nilai strategis bagi identitas daerah seperti kebudayaan.
Kegiatan berlangsung dengan interaktif dan penuh antusiasme, ditandai dengan sesi tanya jawab yang menggali pengalaman langsung para pejabat daerah dalam mengelola risiko di sektor budaya. Diharapkan hasil observasi ini dapat menjadi referensi akademik sekaligus inspirasi bagi mahasiswa UNESA dalam memahami penerapan teori manajemen risiko di dunia kerja nyata.

